Sabtu, 26 April 2014

MakaLah Pengantar Ilmu Kependudukan

MK PENGANTAR ILMU KEPENDUDUKAN (KPM 220)

ANALISIS KEPENDUDUKAN DAN SISTEM REGISTRASI DENGAN METODE KUALTITATIF-KUANTITATIF DI KELURAHAN BANTARJATI, BOGOR UTARA, JAWA BARAT

Oleh :
1.      Deanty Mulia Ramadhani       (H44110092)
2.      Ika Putri Rahmadani               (H44120037)
3.      Setiana                                    (H44120042)
4.      Amelia Noor Zahradita           (H44120070)
5.      Tabitha Talentaningtyas          (H44120088)
Dosen :
Ir.Said Rusli, M.A
Dr. Ir. Ekawati Sri Wahyuni, M.S
Asisten :
Dina Nurdinawati
Sri Wulan

DEPARTEMEN SAINS  KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2014


DAFTAR ISI

Daftar Isi ...................................................................................................... 2
Daftar Gambar ............................................................................................. 3
Daftar Lampiran ...........................................................................................4
Bab I Pendahuluan .......................................................................................5
1.1  Latar Belakang ...........................................................................5
1.2  Pertanyaan Penelitian .................................................................7
1.3  Tujuan Penelitian .......................................................................7
Bab II Tinjauan Pustaka ...............................................................................8
Bab III Metode Penelitian ...........................................................................13         
3.1 Jenis Penelitian ..........................................................................13
3.2 Metode Pengumpulan Data .......................................................13
            3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian .....................................................13
            3.4 Kerangkan Penelitian .................................................................14
Bab IV Hasil dan Pembahasan .....................................................................16
Bab V Penutup ..............................................................................................28
5.1    Kesimpulan ................................................................................28
5.2    Saran ..........................................................................................28
Daftar Pustaka ..............................................................................................29
Lampiran ......................................................................................................30






DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Papan Nama Kelurahan Bantarjati ................................................. 16
Gambar 2. Surat Kelahiran .............................................................................. 18
Gambar 3. Surat Kematian .............................................................................. 18
Gambar 4. Susunan Penduduk Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin
       Pada November 2013 ....................................................................20
Gambar 5. Susunan penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin
       Pada  November 2013 .................................................................. 21
Gambar 6. Jumlah kelahiran, kematian, dan migrasi penduduk pada
       November  2013 ........................................................................ ...21
Gambar 7. Data Penduduk bulan November 2013, Surat Kelahiran, Surat
                  Kematian........................................................................................26
Gambar 8. Formulir  Data Umur dan Jenis Kelamin ......................................26
Gambar 9. Formulir Kartu Tanda Penduduk....................................................27











DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.  Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bogor
          Tahun 2011-2031 ................................................................... 30
Lampiran  2. Data Pejabat Kelurahan Bantarjati ..........................................31
Lampiran 3. Surat Kelahiran ........................................................................ 32
Lampiran 4. Surat Kematian..........................................................................33
Lampiran 5, Formulir Permohonan Kartu Tanda Penduduk ........................34
Lampiran 6. Formulir Kartu Keluarga ..........................................................35
Lampiran 7. Daftar Susunan Penduduk Kelurahan Menurut Umur dan
                        Jenis Kelamin .......................................................................36
Lampiran 8. Surat Keterangan Catatan Kepolisian ......................................37
Lampiran 9. Surat Keterangan Tidak Mampu ..............................................38
Lampiran 10. Laporan Statistik Kependudukan Kelurahan ..........................39












BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Said Rusli (2010) dalam “Pengantar Ilmu Kependudukan” menjelaskan, studi kependudukan merupakan istilah lain bagi ilmu kependudukan. Studi kependudukan lebih luas cakupannya dibandingkan demografi. Demografi adalah suatu studi mengenai jumlah, distribusi territorial, dan komposisi penduduk, perubahan-perubahan yang bertalian dengannya serta komponen-komponen yang menyebabkan perubahan yang bersangkutan yang dapat diidentifikasi sebagai natalitas, moratalitas, gerak penduduk teritorial, dan mobilitas sosial.
Dalam bukunya tersebut Said Rusli (2010), menyatakan sumber-sumber data kependudukan atau demografi yang pokok adalah sensus, sistem registrasi kejadian-kejadian vital, sistem registrasi penduduk, dan survei-survei terbatas atau survei sampel. Sumber tambahan lain yang sering berguna adalah catatan-catatan dan dokumen-dokumen instansi pemerintah . Dewasa ini di negara-negara maju, sistem registrasi kejadian-kejadian vital dan sistem registrasi penduduk telah berkembang cukup teratur. Sedangkan dikebanyakan negara berkembang, tradisi untuk memelihara secara teratur sistem registrasi kejadian-kejadian vital dan sistem registrasi penduduk belum ada. Kalaupun ada, sering tidak lengkap dan kebenarannya perlu dipertanyakan.
Sebenarnya dengan adanya era globalisasi dan kemajuan teknologi pada saat ini, mengharuskan adanya pelayanan publik yang cepat, tepat, dan akurat dalam pencatatan sistem registrasi dan pelayanan administrasi di desa maupun di kota atau kabupaten. Banyak peristiwa yang dialami manusia yang memerlukan pencatatan yang baik dalam sistem kependudukan seperti dimulai dari peristiwa kelahiran, dewasa, bekerja, pernikahan, sampai kematian. Pencatatan peritiwa-peristiwa vital tersebut perlu didukung oleh berbagai pihak, baik di tingkat Pemerintah Pusat  sampai Pemerintah Daerah.
Adapun pelayanan publik yang sangat menyentuh masyarakat luas adalah pelayanan Kependudukan. Aparat yang memberikan pelayanan ini adalah aparat di tingkat Kelurahan. Oleh karena itu, Kelurahan harus memberikan pelayanan yang terbaik, agar seluruh masyarakat dapat terlayani dengan baik pula. Namun, dalam pelaksaan pencatatan registrasi penduduk ini masih mengalami kendala, salah satunya kurangnya kesadaran penduduk untuk melaporkan setiap kejadian vital yang dialami, selain itu aparat pencatatnya pun masih terbatas.
Sistem registrasi penduduk Indonesia saat ini masih dilakukan secara lokal. Setiap kabupaten mencatat penduduk yang ada di wilayahnya tanpa memikirkan keadaan kependudukan di wilayah lain. Dapat disimpulkan pencatatan penduduk ini masih dilakukan secara lokal. Ada beberapa hal yang sering terlewatkan dalam pencatatan penduduk, diantaranya penduduk baru yang datang untuk menetap dan meminta dicatat namun tidak ditanyakan tempat terakhir dia terdaftar sebagai penduduk. Kalaupun hal tersebut ditanyakan dan dijawab dengan jelas, tidak ada usaha dari petugas untuk menghubungi tempat yang lama untuk menghapus catatan di tempat yang lama tersebut. Tidak ada prosedur yang jelas apa yang harus dilakukan penduduk apabila memang harus pindah dari suatu tempat ke tempat lain dari segi pencatatan penduduk. Dari hal tersebut, ada banyak permasalahan yang ditimbulkan. Salah satunya, dengan terjadinya hal tersebut satu orang bisa mempunyai lebih dari satu KTP. Ini berarti satu orang tersebut bisa tercatat sebagai penduduk sebanyak satu kali. Dengan ini tentu saja jumlah penduduk yang dilaporkan bisa lebih besar dibandingkan kenyataannya. Tetapi, tidak sesederhana itu karena di era reformasi seperti ini penduduk yang tidak mempunyai KTP juga mungkin sama besarnya sehingga sama.
Sistem registrasi dan administrasi kependudukan harus bisa berjalan dengan baik karena sangat berpengaruh untuk berbagai keperluan dalam sistem kependudukan Indonesia. Adanya data kependudukan yang tidak valid dapat berpengaruh juga dalam penyediaan infrastruktur. Penyediaan infrastruktur ini harus tepat guna dan tepat sasaran sehingga semua masyarakat dapat memanfaatkannya. Namun, jika ada data kependudukan yang tidak valid maka pemerintah tidak dapat memproyeksikan seberapa banyak kebutuhan masyarakat yang ada di suatu daerah tersebut. Data registrasi penduduk inilah yang sering digunakan dalam perencanaan pembangunan. Selain itu, data registrasi penduduk ini dapat digunakan untuk mengetahui tingkat kesejahteraan penduduk di suatu daerah. Jadi, dapat disimpulkan data registrasi penduduk merupakan pondasi dalam pembangunan negara Indonesia.
Mengingat pentingnya data registrasi penduduk jadi jika masyarakat mendapatkan kemudahan dalam melakukan registrasi kependudukan, diharapkan masyarakat tidak menganggap remeh soal pelaporan tempat tinggal mereka maupun pelaporan kejadian-kejadian vital yang mereka alami. Jika masyarakat sudah cepat tanggap terhadap hal ini maka tinggal para administrator yang mencatat data penduduk tersebut. Kedua pelaku pelengkap data kependudukan ini harus benar-benar sadar akan pentingnya sistem registrasi karena dengan mereka sadar akan hal tersebut maka akan sangat membantu dalam pembangunan negara ini.  
Di setiap daerah dari tingkat RT,RW, Kelurahan, sampai tingkat administratif yang lebih tinggi harus mempunyai sistem registrasi yang baik karena mengingat  pentingnya sistem registrasi tersebut untuk berbagai kepentingan. Di Bogor sendiri, contohnya di Kelurahan Bantarjati, Bogor Utara, sistem registrasi di daerah ini sudah mulai berjalan dengan baik. Masyarakat sudah mulai sadar untuk melaporkan kejadian-kejadian vital yang mereka alami untuk dicatat oleh para petugas di daerah tersebut.

1.2  Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan pemikiran di atas, dilakukan penelitian terhadap sistem administrasi di Kelurahan Bantarjati, Kecamatan Bogor Utara. Secara khusus berikut permasalahan yang disusun dalam bentuk pertanyaan  yang diajukan untuk Kelurahan/Kecamatan Bantarjati serta warga yang bertempat tinggal di daerah tersebut.Untuk Kelurahan/Kecamatan Bantarjati:
1.      Bagaimana sistem registrasi (pencatatan) di wilayah kecamatan Bantarjati?
2.      Apakah sistem registrasi yang mencakup kelahiran, kematian, migrasi, pernikahan, dan perceraian sudah dilaksanakan dengan baik, merata, dan lengkap?
3.      Bagaimana profil desa (monografi) wilayah tersebut?
4.      Bagaimana cara atau prosedur dan syarat-syarat mengurus administrasi seperi Kartu Keluarga, KTP, surat domisili, akte kelahiran, dan akte kematian? Administrasi apasaja yang sudah dijalankan?

1.3  Tujuan Penelitian
1.    Mengetahui sistem registrasi (pencatatan) di wilayah Kecamatan Bantarjati.
2.    Mengetahui apakah sistem registrasi tersebut sudah dilaksanakan dengan baik, merata, dan lengkap di wilayah Kecamatan Bantarjati.
3.    Mengetahui profil desa (monografi) di wilayah Kecamatan Bantarjati.
4.    Mengetahui cara atau prosedur dan syarat-syarat mengurus administrasi serta administrasi apa saja yang sudah dilaksanakan di Kecamatan Bantarjati.




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi  Demografi
            Demografi berasal dari bahasa Yunani, ‘demos’ [the people] dan ‘graphein’ [to write]. PBB (1958) mendefinisikan demografi sebagai studi ilmiah terhadap penduduk manusia, terutama mengenai jumlah, struktur, dan perkembangannya.
Sementara itu Bogue member penjelasan bahwa demografi adalah studi matematik dan statistik terhadap jumlah, komposisi, dan distribusi spasial mengenai penduduk manusia, dan perubahan-perubahan dari aspek-aspek tersebut yang senantiasa terjadi sebagai akibat bekerjanya lima proses yaitu fertilitas, mortalitas, perkawinan, migrasi, dan mobilitas sosial.
Demografi memiliki tiga variabel yaitu fertilitas, mortalitas, dan migrasi. Proses perubahan karena ketiga variabel tersebut disebut proses demografi.

2.2. Komponen Demografi

1.      Mortalitas
Mortalitas adalah ukuran jumlah kematian (umumnya, atau karena akibat yang spesifik) pada suatu populasi, skala besar suatu populasi, per dikali satuan. Mortalitas khusus mengekspresikan pada jumlah satuan kematian per 1000 individu per tahun, hingga, rata-rata mortalitas sebesar 9,5 berarti pada populasi 100.000 terdapat 950 kematian per tahun. Mortalitas berbeda dengan morbiditasyang merujuk pada jumlah individual yang memiliki penyakit selama periode waktu tertentu
Adapun berbagai ukuran-ukuran mortalitas yaitu :
a.    Case Fatality Rate (CFR) Angka kefatalan kasus
            CFR adalah perbandingan antara jumlah kematian terhadap penyakit tertentu yang terjadi dalam 1 tahun dengan jumlah penduduk yang menderita penyakit tersebut pada tahun yang sama.
            Rumus: CFR = (P/T)k,  dimana P = Jumlah kematian terhadap penyakit tertentu dan T = jumlah penduduk yang menderita penyakit tersebut pada tahun yang sama. Perhitungan ini dapat digunakan untuk mengetahui tingkat penyakit dengan tingkat kematian yang tinggi. Rasio ini dapat dilihat lebih spesifik menurut golongan umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan lain-lain.


b.    Crude Death Rate (CDR) Angka Kematian Kasar
            Angka kematian kasar adalah jumlah kematian yang dicatat selama 1 tahun per 1000 penduduk pada pertengahan tahun yang sama. Disebut kasar karena angka ini dihitung secara menyeluruh tanpa memperhatikan kelompok-kelompok tertentu di dalam populasi denga tingkat kematian yang berbeda-beda.
       Rumus: CDR= (D/P)k, dimana D= jumlah kematian yang dicata selama 1 tahun dan P=Jumlah penduduk pada pertengahan tahun yang sama. Manfaat CDR antara lain sebagai gambaran status kesehatan masyarakat, gambaran tingkat permasalahan penyakit dalam masyarakat, gambaran kondisi sosial ekonomi, gambaran kondisi lingkungan dan biologis, serta untuk menghitung laju pertumbuhan penduduk.

c.    Age Spesific Death Rate (ASDR) angka kematian menurut golongan umur
Angka kematian menurut golongan umur adalah perbandingan antara jumlah kematian yang dicatat selama 1 tahun pada penduduk golongan umur x dengan jumlah penduduk golongan umur x pada pertengahan tahun.
Rumus: ASDR= (dx/px)k , dimana dx = jumlah kematian yang dicatat selama 1 tahun pada golongan umur x, px = jumlah penduduk pada golongan umur x pada pertengahan tahun yang sama, dan k = konstanta. Manfaat ASDR antara lain  untuk mengetahui dan menggambarkan derajat kesahatan masyarakat dengan melihat kematian tertinggi pada golongan umur, untuk membandingkan taraf kesehatan masyarakat di bebagai wilayah, dan untuk menghitung rata-rata harapan hidup.
d.    Under Five Mortality Rate (UFMR) Angka kematian Balita
          Angka kematian Balita adalah gabungan antara angka kematian bayi dengan angka kematian anak umur 1-4 tahun yaitu jumlah kematian balita yang dicatat selam satu tahun per 1000 penduduk balita pada tahun yang sama.
          Rumus:  UFMR = (M/R)k , dimana M = Jumlah kematian balita yang dicatat selama satu tahun, R = Penduduk balita pada tahun yang sama, dan k = Konstanta. Angka kematian balita sangat penting untuk mengukur taraf kesehatan masyarakat karena angka ini merupakan indikator yang sensitif untuk status kesehatan bayi dan anak.
e.    Infant Mortality Rate (IMR) Angka Kematian Bayi
          Angka Kematian Bayi adalah perbandingan jumlah penduduk yang berumur kurang dari 1 tahun yang dicatat selama 1 tahun dengan 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama.
          Rumus: IMR = (d0 /B)k, dimana d0 = jumlah penduduk yang berumur kurang dari 1 tahun, B = jumlah lahir hidup pada tahun yang sama, dan k = Konstanta. Manfaat dari perhitungan angka kematian bayi antara lain untuk mengetahui gambaran tingkat permasalahan kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan faktor penyebab kematian bayi, mengetahui tingkat pelayanan antenatal, mengetahui status gizi ibu hamil, mengetahui tingkat keberhasilan program kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan Program Keluaga berencana (KB), serta mengetahui kondisi lingkungan dan sosial ekonomi.
f.     Maternal Mortality Rate (MMR) Angka Kematian Ibu
            Angka kematian ibu adalah jumlah kematian ibu akibat komplikasi kehamilan, persalinan, dan masa nifas yang dicatat selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama.
          Rumus: MMR = (I/T)k, dimana I = adalah jumlah kematian ibu akibat komplikasi kehamilan, persalinan, dan masa nifas, T = kelahiran hidup pada tahun yang sama, dan k = konstanta. Tinggi rendahnya angka MMR tergantung kepada sosial ekonomi, kesehatan ibu sebelum hamil, persalinan, dan masa nasa nifas, pelayanan terhadap ibu hamil, dan pertolongan persalinan dan perawatan masa nifas.
2.      Fertilitas
Fertilitas atau kelahiran merupakan salah satu faktor penambah jumlah penduduk disamping migrasi masuk. Fertilitas didefinisikan sebagai performa reproduksi aktual dari seseorang atau sekelompok individu yang pada umumnya dikenakan kepada seorang atau sekelompok perempuan.
Adapun berbagai ukuran-ukuran fertilitas yaitu:
a.     Crude Birth Rate (CBR) Angka kelahiran kasar
Angka kelahiran kasar adalah semua kelahiran hidup yang dicatat dalam 1 tahun per 1000 jumlah penduduk pertengahan tahun yang sama.
Rumus: CBR = (B/P)k, dimana B = semua kelahiran hidup yang dicatat, P = jumlah penduduk pertengahan tahun yang sama, dan k = konstanta(1000). Angka kelahiran kasar ini dapat digunakan untuk menggambarkan tingkat fertilitas secara umum dalam waktu singkat tetapi kurang sensitif untuk membandingkan tingkat fertilitas dua wilayah dan mengukur perubahan tingkat fertilitas karena perubahan pada tingkat kelahiran akan menimbulkan perubahan pada jumlah penduduk.

b.    Age Spesific Fertilty Rate (ASFR) Angka fertilitas menurut golongan umur
Angka fertilitas menurut golongan umur adalah jumlah kelahiran oleh ibu pada golongan umur tertentu yang dicatat selama 1 tahun yang dicatat per 1000 penduduk wanita pada golongan umur tertentu pada tahun yang sama.
Rumus: ASFR = (F/R)k, dimana F = Kelahiran oleh ibu pada golongan umur tertentu yang dicatat, dan R = Penduduk wanita pada golongan umur tertentu pada tahun yang sama. Angka fertilitas menurut golongan umur ini dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan pada angka kelahiran kasar karena tingkat kesuburan pada setiap golongan umur tidak sama hingga gambaran kelahiran menjadi lebih teliti.

c.    Total Fertility Rate (TFR) Angka fertilitas total
Angka fertilitas total adalah jumlah angka fertilitas menurut umur yang dicatat selama 1 tahun
Rumus: TFR = Jumlah angka fertilitas menurut umur x k

3.      Migrasi
Perpindahan penduduk (migrasi atau mobilitas) merupakan salah satu dari tiga komponen utama pertumbuhan penduduk yang dapat menambah atau mengurangi jumlah penduduk. Komponen ini bersama dengan kelahiran dan kematian mempengaruhi dinamika penduduk di suatu wilayah seperti jumlah, komposisi, dan distribusi keruangan. Tinjauan migrasi secara regional sangat penting dilakukan terutama terkait dengan kepadatan dan distribusi penduduk yang tidak merata, adanya faktor-faktor pendorong dan penarik bagi penduduk untuk melakukan migrasi, kelancaran sarana transportasi antar wilayah, dan pembangunan wilayah dalam kaitannya dengan desentralisasi pembangunan.
Untuk memudahkan studi dan analisis tentang migrasi maka digunakan beberapa pengertian tentang ukuran-ukuran yang digunakan dalam perhitungan migrasi antarkabupaten/kota. Ukuran-ukuran tersebut adalah:
  1. Angka migrasi masuk (mi), yang menunjukkan banyaknya migran yang masuk per 1000 penduduk di suatu kabupaten/kota tujuan dalam satu tahun.
  2. Angka migrasi keluar (mo), yang menunjukkan banyaknya migran yang keluar dari suatu kabupaten/kota per 1000 penduduk di kabupaten/kota asal dalam satu tahun.
  3. Angka migrasi neto (mn), yaitu selisih banyaknya migran masuk dan migrant keluar ke dan dari suatu kabupaten/kota per 1000 penduduk dalam satu tahun.
Ukuran-ukuran migrasi ini bermanfaat untuk mengetahui apakah suatu kabupaten/kota merupakan daerah yang memiliki daya tarik bagi penduduk wilayah sekitarnya atau wilayah lainnya. Dapat juga ditentukan apakah suatu kabupaten/kota merupakan wilayah yang tidak disenangi untuk dijadikan tempat tinggal. Dengan kata lain kabupaten/kota ini memiliki daya dorong bagi penduduknya untuk pergi meninggalkan daerah tersebut.           
Kabupaten/kota yang memiliki daya tarik bagi penduduk wilayah sekitarnya biasanya memiliki angka migrasi neto yang positif.  Artinya, jumlah penduduk yang masuk lebih banyak daripada jumlah penduduk yang keluar.  Sedangkan kabupaten/kota yang kurang disenangi oleh penduduknya akibat kelangkaan sumberdaya misalnya, biasanya memiliki angka migrasi neto yang negatif, yang berarti jumlah penduduk yang keluar lebih banyak daripada jumlah migran yang masuk.

2.3.Sumber Data Kependudukan : Sensus Penduduk dan Sistem RegistrasiPenduduk
Sumber utama data penduduk dapat berupa sensus penduduk, survey sampel demografi, sistem registrasi kejadian-kejadian vital dan statistik administrasi, dan data kualitatif. Diantara sumber-sumber ini, sensus merupakan sumber data yang dominan digunakan di berbagai negara, termasuk negara berkembang seperti Indonesia.
Sensus diartikan sebagai perhitungan penduduk yang mencakup wilayah suatu negara (Baclay dalam Rusli, 1995). Perhitungan penduduk dalam suatu sensus dapat dilakukan dengan tiga cara, sebagai berikut :
·      Sistem de jure  : penduduk dicacah berdasarkan tempat tinggal tetap.
·      Sistem de facto :penduduk dicacah berdasarkan di mana penduduk tersebut ditemukan pada saat sensus.
·      Sistem kombinasi de jure dan de facto.
Sistem registrasi penduduk dipelihara oleh pemerintah setempat dengan pencatatan kelahiran, kematian, adopsi, perkawinan, perceraian, perubahan pekerjaan, perubahan nama, dan perubahan tempat tinggal.

2.4. Definisi Ilmu Kependudukan
Selain itu, studi kependudukan merupakan istilah analisis-analisis yang bertujuan dan mencakup memperoleh informasi dasar tentang distribusi penduduk, karakteristik dan perubahan-perubahannya, menerangkan sebab-sebab perubahan dari faktor dasar tersebut; dan  menganalisa segala konsekuensi yang mungkin sekali terjadi dimasa depan sebagai hasil perubahan-perubahan itu (Thomlison, 1965).
2.5.Definisi Monografi
Monografi adalah rincian data dan statistik pemerintahan, sumber daya alam, sumber daya manusia, ekonomi, pendidikan, dan kondisi geografis dari suatu wilayah dengan melihat data monografi, maka dapat melihat gambaran dari situasi dan kondisi wilayah tertentu. Manfaat monografi adalah untuk mempermudah para pihak yang memerlukan data dari suatu wilayah.

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1.Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kualitatif dan kuantitatif. Metode kualitatif yang kami gunakan adalah melakukan wawancara terhadap orang-orang yang kami anggap memiliki informasi mengenai objek penelitian kami. Selain itu, kami juga menggunakan metode kuantitatif dengan menganalisis data-data kependudukan yang kami peroleh dari wawancara.

3.2.Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengumpulan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui analisis hasil wawancara sedangkan data sekunder diperoleh dengan menelusuri beberapa studi pustaka berupa artikel, data statistik, internet, dan literatur yang berhubungan dalam menganalisis data kependudukan yang telah diperoleh di lapangan.

3.3.Lokasi  dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Kantor Kelurahan Bantarjati, Kecamatan Bogor Utara, Propinsi Jawa Barat pada tanggal 18 Desember 2013 pukul 13.00 WIB – selesai.

3.4.Teknik Analisis Data
Teknik yang dilakukan dalam menganalisis dataadalah menghitung data yang telah diperoleh sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan telah ditetapkan. Kemudian hasil perhitungan tersebut dianalisis dan disesuaikan dengan teori-teori kependudukan yang telah ada.Setelah itu hasil analisis yang diperoleh kami jadikan laporan dan diubah dalam bentuk tertentu untuk mempermudah dalam menggambarkan atau menginterpretasikan hasil penelitian







3.5.Kerangka Penelitian
 




                                                                             
 




















Sebuah provinsi berdiri dari susunan beberapa kota dan kabupaten yang terstruktur. Setiap kotamadya terdiri atas kecamatan, lalu ada kelurahan-kelurahan yang ada dalam struktur suatu kecamatan tersebut. Setelah itu ada tingkatan-tingkatan selanjutnya yang lebih sempit seperti RW dan RT. Tiap kelurahan dapat diperhatikan kondisi alam dan kondisi kependudukannya. Setiap negara bahkan kelurahan sekalipun memiliki karakteristik yang berbeda-beda yang dipengaruhi faktor-faktor demografi maupun non-demografi.
Adapun penelitian kali ini dititikberatkan pada kondisi-kondisi kependudukan di suatu kelurahan yakni Kelurahan Bantarjati, Kecamatan Bogor Utara, Kotamadya Bogor, Provinsi Jawa Barat. Metode penelitian ini dilakukan dengan menganalisis situasi kependudukan, sistem registrasi penduduk, dan kepengurusan dokumen-dokumen kependudukan di wilayah tersebut. Situasi kependudukan dianalisis dengan melihat variabel demografi penduduk dan variabel non-demografi penduduk di Kelurahan Bantarjati, seperti jumlah penduduk, mata pencaharian mayoritas, tingkat kelahiran dan kematian serta berbagai hal lainnya terkait kependudukan di Kelurahan Bantarjati. Sedangkandalam sistem registrasi penduduk yang dianalisis adalah kualitas kinerja, proses dan kesadaran masyarakat terhadap sistem registrasi penduduk di Kelurahan Bantarjati.



















BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Profil Desa dan Kelurahan (Monografi)
Monografi desa adalah himpunan data yang dilaksanakan oleh pemerintah desa yang tersusun secara sistematis, lengkap, akurat, dan terpadu dalam penyelenggaraan pemerintahan.Monografi desa memuat antara laindata umum yang berisi antara lain data sosial, ekonomi, ketenteraman dan ketertiban, dan bencana serta kewilayahan; Data personil berisi antara lain data personil penyelenggara pemerintahan desa,; Data kewenangan berisi antara lain data kewenangan yang dilaksanakan oleh Pemerintahan desa; Data keuangan desa berisi antara lain data pendapatan, belanja, pembiayaan dan kekayaan desa; dan Data kelembagaan berisi antara lain data kelembagaan desa.

   Berdasarkan fokus penelitian, kami mengambil lokasi Kelurahan Bantarjati, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat. Berikut papan monografinya:
Gambar 1. Papan Nama Kelurahan Bantarjati

Kelurahan Bantarjati beralamat di Jl.Ceremai Ujung No.2 Kelurahan Bantarjati, Kecamatan Bogor Utara. Batas wilayahnya sebelah utaraKel. Cibuluh, Kec. Sukaraja, Kab. Bogor, sebelah selatanKel. Babakan, Kec. Bogor Tengah, sebelah timurKel. Tegal Gundil, Kec. Sukaraja, Kab. Bogor, dan sebelah barat Kel. Tanah Sareal, Kec. Tanah Sareal. Luas Wilayah sekitar 15.174,00 Ha.
Pada tahun 2011 Jumlah penduduk Kelurahan Bantarjati 23.246jiwa, 5.825 KK yang  terdiri laki-laki sebesar 10.716 jiwa dan perempuan 9.549 jiwa. Usia 0-15 sebesar4.196 jiwa, usia 15-65 sebesar 18.545 jiwa, dan 494 jiwa pada usia 65 ke atas. Mayoritas Masyarakat bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS). Tingkat lulusan pendidikan masyarakat, Sekolah Dasar 585 orang, SMP 2.438 orang, SMA 8.790 orang, D1/D2/D31.177 orang, S1/S2/S3 sebesar 1.654 orang. KewarganegaraanWarga Negara Asing4 orang, Warga Negara Indonesia 19.411 orang.
Struktur Organisasi Kelurahan Bantarjati

Rounded Rectangle: Lurah

Rounded Rectangle: Sekretaris Kelurahan


Rounded Rectangle: Kelompok Jabatan Fungsional
 



Rounded Rectangle: Seksi PemerintahanRounded Rectangle: Seksi KemasyarakatanRounded Rectangle: Seksi Ekonomi dan PembangunanRounded Rectangle: Seksi Ketentraman dan Ketertiban

Jumlah aparat pemerintahan  Kelurahan Bantarjati sebanyak 17 orang, yang terdiri dari jumlah perangkat 1 unit kerja dan jumlah staf11 orang. Data staff pemerintahan Kelurahan Bantarjati terlihat pada Lampiran 1.
Berdasarkan data yang kami peroleh dari kegiatan turun lapang, kami menemukan kesulitan dalam proses pengambilan data, sebab data yang tersedia tidak lengkap dan narasumber sulit untuk diwawancarai.

B. REGISTRASI PENDUDUK
   Registrasi Penduduk adalah pencatatan terhadap setiap peristiwa kependudukan yang terjadi setiap saat. Registrasi penduduk pada dasarnya melakukan pencatatan terhadap komponen-komponen kependudukan yang bersifat dinamis. Komponen-komponen tersebut antara lain kelahiran, kematian, perkawinan, perceraian, perubahan pekerjaan dan perubahan tempat tinggal.
   Registrasi penduduk yang tercatat di Kelurahan Bantarjati meliputi kegiatan pencatatan dan pelaporan data kependudukan yang terdiri dari kelahiran, perkawinan, perpindahan, dan kematian penduduk serta statistik kependudukan lainnya yang dilakukan mulai dari tingkat desa/kelurahan hingga tingkat provinsi. Kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan untuk menjembatani tersedianya data kependudukan tahunan, karena data kependudukan yang ada hanya dapat diperoleh dari Sensus Penduduk (SP) setiap 10 tahun dan Survai Penduduk Antar Sensus (supas) setiap 5 tahun di antara dua Sensus Penduduk. Pelaksanaan registrasi penduduk dilakukan oleh aparat pemerintah daerah di setiap provinsi, sedangkan Sensus Penduduk dikoordinir oleh BPS yang dilakukan serempak di seluruh Indonesia. Perbedaan lainnya, konsep yang dipakai di negara kita untuk Sensus Penduduk adalah kombinasi dari konsep de jure dan de facto, sedangkan Registrasi Penduduk menggunakan konsep de jure.
Namun, berdasarkan hasil turun lapang, kegiatan registrasi atau pencacatan data kependudukan belum sepenuhnya terlaksana dengan baik dan lancar. Yang sudah cukup berjalan dengan baik, antara lain surat kelahiran, pernikahan dan perceraian. Sedangkan untuk kematian dan perpindahan tidak begitu signifikan. Selain itu, kami tidak dapat memperoleh data konkret dalam bentuk angka untuk menunjukkan seberapa efektif sitem registrasi di wilayah ini.
Berikut dilampirkan surat kelahiran dan kematian di wilayah Kelurahan Bantarjati.

   
     Gambar 2. Surat Kelahiran             Gambar 3. Surat Kematian






C.  Analisa Piramida Penduduk
Diketahui data tabel jumlah penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin.

Kelompok Umur
Jenis Kelamin
Kelompok Umur
Persentase
Laki
-laki
Perempuan
Laki-laki + Perempuan
laki-laki
Perempuan
0-4
521
618
1130
0-4
4,5430764
5,25197586
5-9
644
684
1328
5-9
5,6156261
5,81286649
10-14
819
910
1729
10-14
7,1416114
7,73349197
15-19
1242
1189
2431
15-19
10,830136
10,1045296
20-24
976
973
1949
20-24
8,5106383
8,26888757
25-29
1093
1060
2153
25-29
9,5308685
9,00824339
30-34
980
1184
2164
30-34
8,545518
10,0620379
35-39
935
954
1889
35-39
8,1531217
8,10741905
40-44
1005
981
1986
40-44
8,7635159
8,33687431
45-49
985
1048
2033
45-49
8,5891175
8,90626328
50-54
800
788
1588
50-54
6,975933
6,69669414
55-59
673
660
1333
55-59
5,8685037
5,60890626
60-64
520
499
1019
60-64
4,5343565
4,24067307
65-69
275
219
494
65-69
2,397977
1,86113708
Jumlah
11468
11767
23235
100
100

Piramida Penduduk


            Berdasarkan piramida penduduk Kelurahan Bantarjati di atas, komposisi penduduk berhubungan erat dengan angka kelahiran, kematian, migrasi, rasio beban tanggungan, dan sebagainya. Sumbu horisontal menunjukan persentase laki-laki dan perempuan dalam setiap kelompok umur (sumbu vertikal). Piramida diatas memiliki bentuk dasar yang menyempit. Ini disebabkan oleh rendahnya jumlah kelahiran (pertumbuhan lambat). Proporsi penduduk terbesar terdapat pada kelompok umur 15-19 tahun, dengan total peduduk sebesar 2431 jiwa (10%). Sedangkan terkecil proporsinya pada kelompok umur 65-69 tahun (2%). Proporsi jumlah laki-laki dari tahun ke tahun mengalami peningkatan seiring mengikuti proporsi jumlah perempuannya. Terlihat pada umur 0-4 tahun, rendahnya angka kelahiran bayi. Ini bisa dikarenakan suksesnya program keluarga berencana dari pemerintah. Seiring berjalannya waktu, proporsi usia produktif semakin bertambah. Terbesar pada golongan umur produktif 15-19 tahun. Angka harapan hidup perempuan relatif sama dengan laki-laki, yakni mencapai sekitar usia 65 tahun ke atas. Sedangkan untuk angka rasio beban tanggungannya relatif tinggi.

D.  Analisis Perkembangan Penduduk Kelurahan Bantarjati
       Penduduk Kelurahan Bantarjati dalam perkembangannya mengalami sedikit peningkatan.

1387988074390.jpg
Gambar 4. Susunan penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin bulan
                   November 2013.

1388000243024.jpg
Gambar 5. Susunan penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin bulan
                   November 2013.

1388000239352.jpgGambar 6. Jumlah kelahiran, kematian, dan migrasi penduduk pada bulan
                   November 2013.

Bulan November 2013
·         Reit Kematian Kasar
Data kematian yang tersedia di Kelurahan Bantarjati diperbaharui tiap bulannya sehingga ukuran ini mengambil sampel/contoh kematian pada bulan November 2013 yaitu sebagai berikut:



CDR= x 1000
        = x 10000
        = 4.3
Reit kematian kasar di Desa Bantarjati pada bulan November adalah 4-5 orang,  berarti terdapat 4-5 kematian untuk setiap 10000 penduduk desa Bantarjati di bulan November. Reit kematian kasar dinyatakan sebagai jumlah kematian per 1000 penduduk per tahun. Reit kematian kasar yang rendah berarti di desa tersebut sudah mempunyai pelayanan kesehatan, sanitasi, air, pendidikan yang cukup baik.
·         Reit Kelahiran Kasar
Data kelahiran yang tersedia di Kelurahan Bantarjati diperbaharui tiap bulannya sehingga ukuran ini mengambil sampel/contoh kelahiran pada bulan November 2013 yaitu sebagai berikut:

CBR=  x 10000
        = x 10000
        = 14
Angka fertilitas total provinsi Jawa Barat menurut BPS tahun 2010 tercatat bahwa CBR sebesar 2,43 berarti terdapat 24 sampai dengan 25 kelahiran untuk setiap 10000 penduduk provinsi Jawa Barat sedangkan reit kelahiran kasar di Desa Bantarjati pada bulan November adalah 14, berarti terdapat 14 kelahiran untuk setiap 10000 penduduk desa Bantarjati di bulan November. Reit kelahiran kasar dinyatakan sebagai jumlah kelahiran per 1000 penduduk per tahun. Reit kelahiran yang rendah di desa Bantarjati atau 50% dibandingkan provinsi Jawa Barat berarti program-program untuk menunda kelahiran sudah dilakukan dengan cukup baik, misalnya program KB, pendidikan yang tinggi, dll.
·         Proporsi wanita                      
P =  x 100% 
   =  x 100%        
   = 0.506
   = 50.6%                   
Menurut BPS tahun 2010 tercatat bahwa jumlah proporsi penduduk perempuan provinsi Jawa Barat sebesar 49,12% atau 49-50% sedangkan berdasarkan perhitungan,  jumlah proporsi wanita pada November 2013 di Kelurahan Banjarjati ada sebanyak 50-51% dari Jumlah penduduk total. Hampir setengahnya sendiri dari total penduduk yang tersedia baik provinsi Jawa Barat maupun kelurahan Bantarjati menunjukan proporsi yang relatif seimbang antara perempuan dan laki-laki.
  • Rasio anak wanita
Diketatuhi : Jumlah penduduk umur 0-4 tahun = 1139
Jumlah perempuan umur 15-49    = 14605

RAW   x 100
=  x 100
= 7.8
Di desa Bantarjati terdapat 7-8 anak umur 0-4 tahun untuk setiap 100 wanita atau perempuan usia produksi (15-49 tahun. CWR merupakan angka perbandingan antara jumlah anak (balita) umur 0-4 tahun dan wanita usia reproduksi. Rasio ini dipakai untuk melihat tingkat fertilitas pada suatu wilayah. Jika CWR tinggi berarti di suatu wilayah tersebut banyak terdapat balita, yang dapat diartikan juga bahwa kelahiran yang terjadi cukup tinggi.
  • Rasio beban tanggungan
Diketahui : Jumlah penduduk umur 0-14 tahun = 4196
 Jumlah penduduk umur 65+          = 494
                   Jumlah penduduk umur 15-64     = 18545

RBT =  x 100
         =  x 100
         =  x 100
         = 25.28
Rasio ketergantungan penduduk provinsi Jawa Barat adalah 51,20 angka ini menunjukkan bahwa setiap 100 orang usia produktif (15-64 tahun) terdapat sekitar 51-52 orang usia non produktif. Berdasarkan data perhitungan di atas, terdapat 25-26 penduduk usia nonproduktif dalam 100 penduduk usia produktif di desa Bantarjati berarti hampir setengah atau 50% RBT penduduk provinsi Jawa Barat. RBT merupakan angka perbandingan yang menunjukkan besar beban tanggungan dari kelompok usia produktif. Usia produktif selain menanggung kebutuhan hidup dirinya juga menanggung kebutuhan hidup golongan usia muda (0-14 tahun) dan golongan tua (65 tahun ke atas). Tingginya rasio beban tanggungan (RBT) merupakan penghambat ekonomi suatu negara karena sebagian pendapatan yang diperoleh oleh golongan produktif  terpaksa harus dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan golongan non produktif.
  • Umur median
Diketahui: P/2 = Jumlah penduduk/2 = 23235/2 = 11617,5
 Bum= 30
 fxm   =12893
fUm  = 2164
  k        = 5
UM      =  x k
                        =30 +        x 5
                        =30 +  x 5
                        =30 + (-2.95)
= 27.05
Umur median adalah umur yang berada pada titik tengah yang membagi dua penduduk suatu wilayah dalam jumlah yang sama. Umur median dipakai sebagai petunjuk untuk melihat struktur umur penduduk di wilayah tertentu. Umur median penduduk provinsi Jawa Barat menurut BPS tahun 2010 adalah 26,86 sedangkan dari perhitungan umur median di atas umur meidan penduduk kelurahan Bantarjati adalah 27,05,  maka dapat disimpulkan bahwa struktur umur penduduk Kelurahan Bantarjati sama dengan penduduk provinsi Jawa Barat yaitu termasuk kategori menengah (intermediate = 10-29).



E.       Analisis Persebaran dan Kepadatan Penduduk Kelurahan Bantarjati
Berdasarkan data yang telah kami peroleh maka persebaran penduduk Kelurahan Bantarjati pada November 2013 berdasarkan jenis kelamin adalah:

Rasio Jenis Kelamin pada November 2013 secara keseluruhan adalah:
RJK   x 100
              = x 100
            = 97.4
Jadi, setiap 100 orang perempuan terdapat 97-98 orang laki-laki di Kelurahan Bantarjati pada November 2013.

Berikut tabelRasio Jenis Kelamin pada tahun 2013 berdasarkan interval usia
Kelompok Umur
RJKx-x
RJK total
0-4
84.3
97.4
5-9
94.15
10-14
90
15-19
104.4
20-24
100.3
25-29
103.1
30-34
82.7
35-39
98
40-44
102.4
45-49
93.9
50-54
101.5
55-59
101.9
60-64
104
65-69
125.5
Berdasarkan tabel di atas, menunjukan bahwa pada usia 15-19 menunjukan proporsi yang terbesar jumlah laki-lakinya dari 100 orang perempuan dari semua tingkatan umur yang ada, yakni terdapat 104-105 laki-laki dari 100 orang perempuan di Kelurahan Bantarjati. Sedangkan untuk proporsi terkecil ada  pada tingkatan umur 30-34, yakni terdapat 82-83 laki-laki dari 100 perempuan.





F.       SISTEM ADMINISTRASI
Kelurahan adalah pembagian wilayah administratif di Indonesia di bawah kecamatan. Dalam konteks otonomi daerah di Indonesia, kelurahan dipimpin oleh seorang lurah yang bestatus sebagai PNS. Kantor kelurahan adalah sebuah instansi pemerintah yang bergerak dalam bidang jasa pelayanan publik.
Kelurahan Bantarjati yang saat ini dipimpin oleh seorang lurah, bernama Drs. Arif Effendi, M.Si. belian dibantu oleh pejabat jajarannya/bawahannya dalam melayani banyak pelayanan masyarakat , seperti Seksi Pemerintahan, Seksi Kemasyarakatan, Seksi Ekonomi dan Pembangunan, dan Seksi Ketentraman dan Ketertiban. Bentuk pelayanan masyarakat antara lain dengan  memberikan surat pengantar untuk membuat KTP, KK, akta kelahiran, akta kematian, surat domisili, SKCK, SKTM dll.
Di dalam melayani masyarakat Bantarjati, Kelurahan Bantarjati hanya melayani masyarakat yang membawa surat pengantar dari RT/RW sehingga sebelum ke Kantor kelurahan Bantarjati, masyarakat perlu mengurus surat pengantar dari RT/RW. Sistem admistrasi di Kelurahan Bantarjati cukup baik dalam melayani masyarakatnya karena tidak ada pungutan biaya atau biaya restribusi. Hanya saja masyarakat yang sukarela memberi kepada kelurahannya.
Berikut beberapa dokumen yang dilayani di Kantor Kelurahan Bantarjati.
1.      Surat Kelahiran
2.      Surat Kematian
3.      Formulir pembuatan KTP
4.      Surat Pengantar Akta Kelahiran
5.      Surat Keterangan Tidak Mampu

1388000235188.jpg
    Gambar 7. Data Penduduk bulan November 2013, Surat kelahiran,
           Surat Kematian.
1388000225905.jpg
Gambar 8.Formulir  Data Umur dan Jenis Kelamin

1388000230587.jpg
Gambar 9. Formulir Kartu Tanda Penduduk

Alur pengurusan Dokumen (Akta Kelahiran) :
Rounded Rectangle: Penduduk  mengajukan pembuatan Akta Kelahiran
Rounded Rectangle: Ketua RT memberikan surat pengantar  pengajuan  pembuatan Akta Kelahiran untuk ke  Kantor Kelurahan Bantarjati
Rounded Rectangle: Kelurahan memberikan surat pengantar pembuatan ke Kantor Dinas Pencatatan Sipil Kota Bogor
Rounded Rectangle: Dinas Pencatatan Sipil memproses pembuatan Akta Kelahiran
Rounded Rectangle: Penduduk mengambil Akta Kelahiran ke Kantor Dinas Pencatatan Sipil Kota Bogor

BAB V
PENUTUP

1.1  Kesimpulan

Penduduk Kelurahan Bantarjati mengalami peningkatan dalam hal perkembangannya. Hal ini dapat dilihat dari perhitungan data akan reit perkembangan penduduk yang bernilai semakin menigkat. Kelurahan Bantarjati mempunyai struktur penduduk dengan usia intermediate, karena tingkat kematian dan kelahiran yang kecil menyebabkan penduduk usia dewasa semakin bertambah. Proporsi perempuan dan laki-lakinya relatif seimbang dengan angka harapan hidupnya mencapai sekitaran umur 65-69 tahun. Ketersediaan data dan sistem registrasi penduduk dapat diketahui melalui kantor kelurahan Bantarjati. Penduduk desa ini sangat membantu dalam hal pencatatan registrasinya walaupun tidak semua petugas dari kelurahan yang menangani pencatatan registrasi ini. Penduduk Bantarjati yang mengalami kejadian demografi akan datang ke kantor kelurahan untuk pencatatan registrasi. Pencatatan sistem registrasi Kelurahan Bantarjati ini, tercatat dengan baik. Walaupun ada yag data yang belum lengkap.

1.2  Saran
Berdasarkan penelitian yang telah kami lakukan saran yang kami berikan adalah agar arsip-arsip kependudukan disusun dengan rapi di tempat arsip sesuai dengan tahun pencatatan registrasi penduduk sehingga dapat memudahkan dalam kebutuhan penggunaan arsip. Pihak terkait melakukan pembaharuan data secara rutin. Agar data tidak outdate untuk bisa menangani persoalan kependudukan dalam membuat kebijakan pemerintah.







DAFTAR PUSTAKA

Rusli, Said. 2012. Pengantar Ilmu Kependudukan. Jakarta : LP3ES
Data Statistik Indonesia. 2011. Migrasi
http://www.datastati stikindonesia.com/portal ( 2014 Januari 08).
BPHN. 2010. Lembaran Daerah Kota Bogor.
Bantarjati. 2013. Kelurahan Bantarjati.
Riyadi dan Bratakusuma, Deddy Supriady. 2003. Perencanaan Pembangunan
Daerah; Strategi Menggali Potensi Dalam Mewujudkan Otonomi Daerah. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.













LAMPIRAN

Lampiran 1.  Rencana Tata Ruang Wilayah Kota bogor Tahun 2011-2031

Lampiran 2. Data Pejabat Kelurahan Bantarjati
NO
NAMA
JABATAN
FOTO
1.
Drs. ARIEF EFENDI
(NIP. 196608061993031006)
LURAH BANTARJATI
http://simpeg.org/simpeg/ret_foto.php?nip=196608061993031006
2.
RR. TRIE WANODYA R.S.
(NIP. 195902151985032008)
SEKRETARIS LURAH
http://simpeg.org/simpeg/ret_foto.php?nip=195902151985032008
3.
AMROH

(NIP. 196303061982032001)
KASI PEMERINTAHAN
http://simpeg.org/simpeg/ret_foto.php?nip=196303061982032001
4.
SUPYAWAN, SE
(NIP. 197302222009011002)
KASI KEMASYARAKATAN
http://simpeg.org/simpeg/ret_foto.php?nip=197302222009011002
5.
R. MIRA INTAN MUSTIKA

(NIP. 196105301985032003)
KASI EKBANG
6.
HELMIZON
(NIP. 196610251986021002)
KASI TRANTIB
7.
JARKASIH
PELAKSANA
8.
HIDAYAT SALEH
PELAKSANA
9.
ADE SAEPUDIN
PELAKSANA
10.
DEDI HERMAWAN
PELAKSANA
11.
RIMA RAHMASARI
PELAKSANA
12.
UUS LUDVICK
PELAKSANA
13.
KOSASIH
PELAKSANA/PLKB
14.
IIS AISYAH
PELAKSANA/SUKWAN
15.
UDIN SAEPUDIN
PELAKSANA/SUKWAN


Tidak ada komentar:

Posting Komentar