MK
PENGANTAR ILMU KEPENDUDUKAN (KPM 220)
ANALISIS KEPENDUDUKAN DAN SISTEM REGISTRASI DENGAN
METODE KUALTITATIF-KUANTITATIF DI KELURAHAN BANTARJATI, BOGOR UTARA, JAWA BARAT
Oleh
:
1. Deanty
Mulia Ramadhani (H44110092)
2. Ika
Putri Rahmadani (H44120037)
3. Setiana (H44120042)
4. Amelia
Noor Zahradita (H44120070)
5. Tabitha
Talentaningtyas (H44120088)
Dosen
:
Ir.Said
Rusli, M.A
Dr.
Ir. Ekawati Sri Wahyuni, M.S
Asisten
:
Dina
Nurdinawati
Sri
Wulan
DEPARTEMEN
SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN
MASYARAKAT
FAKULTAS
EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT
PERTANIAN BOGOR
2014
DAFTAR
ISI
Daftar Isi
......................................................................................................
2
Daftar Gambar
.............................................................................................
3
Daftar Lampiran
...........................................................................................4
Bab I Pendahuluan
.......................................................................................5
1.1 Latar
Belakang
...........................................................................5
1.2 Pertanyaan
Penelitian .................................................................7
1.3 Tujuan
Penelitian .......................................................................7
Bab II Tinjauan Pustaka
...............................................................................8
Bab III Metode Penelitian ...........................................................................13
3.1 Jenis Penelitian
..........................................................................13
3.2 Metode Pengumpulan
Data .......................................................13
3.3
Lokasi dan Waktu Penelitian .....................................................13
3.4
Kerangkan Penelitian .................................................................14
Bab IV Hasil dan Pembahasan
.....................................................................16
Bab V Penutup
..............................................................................................28
5.1 Kesimpulan
................................................................................28
5.2 Saran
..........................................................................................28
Daftar Pustaka
..............................................................................................29
Lampiran ......................................................................................................30
DAFTAR
GAMBAR
Gambar 1. Papan Nama Kelurahan Bantarjati
................................................. 16
Gambar 2. Surat Kelahiran ..............................................................................
18
Gambar 3. Surat Kematian
..............................................................................
18
Gambar 4. Susunan Penduduk Berdasarkan Umur dan
Jenis Kelamin
Pada November 2013
....................................................................20
Gambar 5. Susunan penduduk berdasarkan umur dan
jenis kelamin
Pada
November 2013
.................................................................. 21
Gambar 6. Jumlah kelahiran,
kematian, dan migrasi penduduk pada
November
2013
........................................................................ ...21
Gambar 7. Data Penduduk bulan November 2013, Surat
Kelahiran, Surat
Kematian........................................................................................26
Gambar 8. Formulir Data Umur dan Jenis Kelamin
......................................26
Gambar 9. Formulir Kartu Tanda Penduduk....................................................27
DAFTAR
LAMPIRAN
Lampiran 1.
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bogor
Tahun 2011-2031
................................................................... 30
Lampiran 2.
Data Pejabat Kelurahan Bantarjati ..........................................31
Lampiran 3.
Surat Kelahiran
........................................................................ 32
Lampiran 4.
Surat
Kematian..........................................................................33
Lampiran 5,
Formulir Permohonan Kartu Tanda Penduduk ........................34
Lampiran 6.
Formulir Kartu Keluarga
..........................................................35
Lampiran 7.
Daftar Susunan Penduduk Kelurahan Menurut Umur dan
Jenis Kelamin .......................................................................36
Lampiran 8.
Surat Keterangan Catatan Kepolisian ......................................37
Lampiran 9.
Surat Keterangan Tidak Mampu ..............................................38
Lampiran 10.
Laporan Statistik Kependudukan Kelurahan ..........................39
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Said
Rusli (2010) dalam “Pengantar Ilmu Kependudukan” menjelaskan, studi
kependudukan merupakan istilah lain bagi ilmu kependudukan. Studi kependudukan
lebih luas cakupannya dibandingkan demografi. Demografi adalah suatu studi
mengenai jumlah, distribusi territorial, dan komposisi penduduk,
perubahan-perubahan yang bertalian dengannya serta komponen-komponen yang
menyebabkan perubahan yang bersangkutan yang dapat diidentifikasi sebagai
natalitas, moratalitas, gerak penduduk teritorial, dan mobilitas sosial.
Dalam
bukunya tersebut Said Rusli (2010), menyatakan sumber-sumber data kependudukan
atau demografi yang pokok adalah sensus, sistem registrasi kejadian-kejadian
vital, sistem registrasi penduduk, dan survei-survei terbatas atau survei
sampel. Sumber tambahan lain yang sering berguna adalah catatan-catatan dan
dokumen-dokumen instansi pemerintah . Dewasa ini di negara-negara maju, sistem
registrasi kejadian-kejadian vital dan sistem registrasi penduduk telah
berkembang cukup teratur. Sedangkan dikebanyakan negara berkembang, tradisi
untuk memelihara secara teratur sistem registrasi kejadian-kejadian vital dan
sistem registrasi penduduk belum ada. Kalaupun ada, sering tidak lengkap dan
kebenarannya perlu dipertanyakan.
Sebenarnya
dengan adanya era globalisasi dan kemajuan teknologi pada saat ini,
mengharuskan adanya pelayanan publik yang cepat, tepat, dan akurat dalam pencatatan
sistem registrasi dan pelayanan administrasi di desa maupun di kota atau
kabupaten. Banyak peristiwa yang dialami manusia yang memerlukan pencatatan
yang baik dalam sistem kependudukan seperti dimulai dari peristiwa kelahiran,
dewasa, bekerja, pernikahan, sampai kematian. Pencatatan peritiwa-peristiwa
vital tersebut perlu didukung oleh berbagai pihak, baik di tingkat Pemerintah
Pusat sampai Pemerintah Daerah.
Adapun
pelayanan publik yang sangat menyentuh masyarakat luas adalah pelayanan
Kependudukan. Aparat yang memberikan pelayanan ini adalah aparat di tingkat
Kelurahan. Oleh karena itu, Kelurahan harus memberikan pelayanan yang terbaik,
agar seluruh masyarakat dapat terlayani dengan baik pula. Namun, dalam
pelaksaan pencatatan registrasi penduduk ini masih mengalami kendala, salah
satunya kurangnya kesadaran penduduk untuk melaporkan setiap kejadian vital
yang dialami, selain itu aparat pencatatnya pun masih terbatas.
Sistem
registrasi penduduk Indonesia saat ini masih dilakukan secara lokal. Setiap
kabupaten mencatat penduduk yang ada di wilayahnya tanpa memikirkan keadaan
kependudukan di wilayah lain. Dapat disimpulkan pencatatan penduduk ini masih
dilakukan secara lokal. Ada beberapa hal yang sering terlewatkan dalam
pencatatan penduduk, diantaranya penduduk baru yang datang untuk menetap dan
meminta dicatat namun tidak ditanyakan tempat terakhir dia terdaftar sebagai
penduduk. Kalaupun hal tersebut ditanyakan dan dijawab dengan jelas, tidak ada
usaha dari petugas untuk menghubungi tempat yang lama untuk menghapus catatan
di tempat yang lama tersebut. Tidak ada prosedur yang jelas apa yang harus
dilakukan penduduk apabila memang harus pindah dari suatu tempat ke tempat lain
dari segi pencatatan penduduk. Dari hal tersebut, ada banyak permasalahan yang
ditimbulkan. Salah satunya, dengan terjadinya hal tersebut satu orang bisa
mempunyai lebih dari satu KTP. Ini berarti satu orang tersebut bisa tercatat
sebagai penduduk sebanyak satu kali. Dengan ini tentu saja jumlah penduduk yang
dilaporkan bisa lebih besar dibandingkan kenyataannya. Tetapi, tidak
sesederhana itu karena di era reformasi seperti ini penduduk yang tidak
mempunyai KTP juga mungkin sama besarnya sehingga sama.
Sistem
registrasi dan administrasi kependudukan harus bisa berjalan dengan baik karena
sangat berpengaruh untuk berbagai keperluan dalam sistem kependudukan
Indonesia. Adanya data kependudukan yang tidak valid dapat berpengaruh juga
dalam penyediaan infrastruktur. Penyediaan infrastruktur ini harus tepat guna
dan tepat sasaran sehingga semua masyarakat dapat memanfaatkannya. Namun, jika
ada data kependudukan yang tidak valid maka pemerintah tidak dapat
memproyeksikan seberapa banyak kebutuhan masyarakat yang ada di suatu daerah
tersebut. Data registrasi penduduk inilah yang sering digunakan dalam
perencanaan pembangunan. Selain itu, data registrasi penduduk ini dapat
digunakan untuk mengetahui tingkat kesejahteraan penduduk di suatu daerah.
Jadi, dapat disimpulkan data registrasi penduduk merupakan pondasi dalam
pembangunan negara Indonesia.
Mengingat
pentingnya data registrasi penduduk jadi jika masyarakat mendapatkan kemudahan
dalam melakukan registrasi kependudukan, diharapkan masyarakat tidak menganggap
remeh soal pelaporan tempat tinggal mereka maupun pelaporan kejadian-kejadian
vital yang mereka alami. Jika masyarakat sudah cepat tanggap terhadap hal ini
maka tinggal para administrator yang mencatat data penduduk tersebut. Kedua
pelaku pelengkap data kependudukan ini harus benar-benar sadar akan pentingnya
sistem registrasi karena dengan mereka sadar akan hal tersebut maka akan sangat
membantu dalam pembangunan negara ini.
Di
setiap daerah dari tingkat RT,RW, Kelurahan, sampai tingkat administratif yang
lebih tinggi harus mempunyai sistem registrasi yang baik karena mengingat pentingnya sistem registrasi tersebut untuk
berbagai kepentingan. Di Bogor sendiri, contohnya di Kelurahan Bantarjati,
Bogor Utara, sistem registrasi di daerah ini sudah mulai berjalan dengan baik.
Masyarakat sudah mulai sadar untuk melaporkan kejadian-kejadian vital yang
mereka alami untuk dicatat oleh para petugas di daerah tersebut.
1.2 Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan
pemikiran di atas, dilakukan penelitian terhadap sistem administrasi di
Kelurahan Bantarjati, Kecamatan Bogor Utara. Secara khusus berikut permasalahan
yang disusun dalam bentuk pertanyaan
yang diajukan untuk Kelurahan/Kecamatan Bantarjati serta warga yang
bertempat tinggal di daerah tersebut.Untuk Kelurahan/Kecamatan Bantarjati:
1.
Bagaimana sistem registrasi (pencatatan)
di wilayah kecamatan Bantarjati?
2.
Apakah sistem registrasi yang mencakup
kelahiran, kematian, migrasi, pernikahan, dan perceraian sudah dilaksanakan
dengan baik, merata, dan lengkap?
3.
Bagaimana profil desa (monografi)
wilayah tersebut?
4.
Bagaimana cara atau prosedur dan
syarat-syarat mengurus administrasi seperi Kartu Keluarga, KTP, surat domisili,
akte kelahiran, dan akte kematian? Administrasi apasaja yang sudah dijalankan?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Mengetahui
sistem registrasi (pencatatan) di wilayah Kecamatan Bantarjati.
2. Mengetahui
apakah sistem registrasi tersebut sudah dilaksanakan dengan baik, merata, dan
lengkap di wilayah Kecamatan Bantarjati.
3. Mengetahui
profil desa (monografi) di wilayah Kecamatan Bantarjati.
4. Mengetahui
cara atau prosedur dan syarat-syarat mengurus administrasi serta administrasi
apa saja yang sudah dilaksanakan di Kecamatan Bantarjati.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1
Definisi Demografi
Demografi berasal dari bahasa
Yunani, ‘demos’ [the people] dan ‘graphein’ [to write]. PBB (1958)
mendefinisikan demografi sebagai studi ilmiah terhadap penduduk manusia,
terutama mengenai jumlah, struktur, dan perkembangannya.
Sementara itu Bogue member
penjelasan bahwa demografi adalah studi matematik dan statistik terhadap
jumlah, komposisi, dan distribusi spasial mengenai penduduk manusia, dan
perubahan-perubahan dari aspek-aspek tersebut yang senantiasa terjadi sebagai
akibat bekerjanya lima proses yaitu fertilitas, mortalitas, perkawinan,
migrasi, dan mobilitas sosial.
Demografi memiliki tiga variabel yaitu fertilitas, mortalitas,
dan migrasi. Proses perubahan karena ketiga variabel tersebut disebut proses demografi.
2.2. Komponen Demografi
1.
Mortalitas
Mortalitas adalah ukuran jumlah
kematian (umumnya, atau karena akibat yang spesifik) pada suatu populasi, skala
besar suatu populasi, per dikali satuan. Mortalitas khusus mengekspresikan pada
jumlah satuan kematian per 1000 individu per tahun, hingga, rata-rata mortalitas
sebesar 9,5 berarti pada populasi 100.000 terdapat 950 kematian per tahun.
Mortalitas berbeda dengan morbiditasyang merujuk pada
jumlah individual yang memiliki penyakit selama periode waktu tertentu
Adapun
berbagai ukuran-ukuran mortalitas yaitu :
a. Case Fatality Rate (CFR) Angka kefatalan kasus
CFR adalah perbandingan antara
jumlah kematian terhadap penyakit tertentu yang terjadi dalam 1 tahun dengan
jumlah penduduk yang menderita penyakit tersebut pada tahun yang sama.
Rumus: CFR = (P/T)k, dimana P = Jumlah kematian terhadap penyakit
tertentu dan T = jumlah penduduk yang menderita penyakit tersebut pada tahun yang
sama. Perhitungan ini dapat digunakan untuk mengetahui tingkat penyakit dengan
tingkat kematian yang tinggi. Rasio ini dapat dilihat lebih spesifik menurut
golongan umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan lain-lain.
b.
Crude Death Rate (CDR) Angka
Kematian Kasar
Angka kematian kasar adalah jumlah
kematian yang dicatat selama 1 tahun per 1000 penduduk pada pertengahan tahun
yang sama. Disebut kasar karena angka ini dihitung secara menyeluruh tanpa
memperhatikan kelompok-kelompok tertentu di dalam populasi denga tingkat
kematian yang berbeda-beda.
Rumus: CDR= (D/P)k, dimana D= jumlah
kematian yang dicata selama 1 tahun dan P=Jumlah penduduk pada pertengahan
tahun yang sama. Manfaat CDR antara lain sebagai gambaran status kesehatan
masyarakat, gambaran tingkat permasalahan penyakit dalam masyarakat, gambaran
kondisi sosial ekonomi, gambaran kondisi lingkungan dan biologis, serta untuk
menghitung laju pertumbuhan penduduk.
c. Age
Spesific Death Rate (ASDR) angka kematian menurut golongan umur
Angka
kematian menurut golongan umur adalah perbandingan antara jumlah kematian yang
dicatat selama 1 tahun pada penduduk golongan umur x dengan jumlah penduduk
golongan umur x pada pertengahan tahun.
Rumus:
ASDR= (dx/px)k , dimana dx = jumlah kematian yang dicatat selama 1 tahun pada
golongan umur x, px = jumlah penduduk pada golongan umur x pada pertengahan
tahun yang sama, dan k = konstanta. Manfaat ASDR antara lain untuk mengetahui dan menggambarkan derajat
kesahatan masyarakat dengan melihat kematian tertinggi pada golongan umur, untuk
membandingkan taraf kesehatan masyarakat di bebagai wilayah, dan untuk
menghitung rata-rata harapan hidup.
d.
Under Five Mortality Rate (UFMR)
Angka kematian Balita
Angka kematian Balita adalah gabungan
antara angka kematian bayi dengan angka kematian anak umur 1-4 tahun yaitu jumlah
kematian balita yang dicatat selam satu tahun per 1000 penduduk balita pada
tahun yang sama.
Rumus:
UFMR = (M/R)k , dimana M = Jumlah kematian balita yang dicatat selama
satu tahun, R = Penduduk balita pada tahun yang sama, dan k = Konstanta. Angka kematian
balita sangat penting untuk mengukur taraf kesehatan masyarakat karena angka
ini merupakan indikator yang sensitif untuk status kesehatan bayi dan anak.
e. Infant
Mortality Rate (IMR) Angka Kematian Bayi
Angka Kematian Bayi adalah
perbandingan jumlah penduduk yang berumur kurang dari 1 tahun yang dicatat
selama 1 tahun dengan 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama.
Rumus: IMR = (d0 /B)k, dimana d0 = jumlah
penduduk yang berumur kurang dari 1 tahun, B = jumlah lahir hidup pada tahun
yang sama, dan k = Konstanta. Manfaat dari perhitungan angka kematian bayi
antara lain untuk mengetahui gambaran tingkat permasalahan kesehatan masyarakat
yang berkaitan dengan faktor penyebab kematian bayi, mengetahui tingkat
pelayanan antenatal, mengetahui status gizi ibu hamil, mengetahui tingkat
keberhasilan program kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan Program Keluaga berencana
(KB), serta mengetahui kondisi lingkungan dan sosial ekonomi.
f.
Maternal Mortality Rate (MMR) Angka
Kematian Ibu
Angka kematian ibu adalah jumlah
kematian ibu akibat komplikasi kehamilan, persalinan, dan masa nifas yang
dicatat selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama.
Rumus: MMR = (I/T)k, dimana I = adalah
jumlah kematian ibu akibat komplikasi kehamilan, persalinan, dan masa nifas, T
= kelahiran hidup pada tahun yang sama, dan k = konstanta. Tinggi rendahnya
angka MMR tergantung kepada sosial ekonomi, kesehatan ibu sebelum hamil, persalinan,
dan masa nasa nifas, pelayanan terhadap ibu hamil, dan pertolongan persalinan
dan perawatan masa nifas.
2.
Fertilitas
Fertilitas atau kelahiran merupakan
salah satu faktor penambah jumlah penduduk disamping migrasi masuk. Fertilitas
didefinisikan sebagai performa reproduksi aktual dari seseorang atau sekelompok
individu yang pada umumnya dikenakan kepada seorang atau sekelompok perempuan.
Adapun
berbagai ukuran-ukuran fertilitas yaitu:
a.
Crude Birth Rate (CBR) Angka kelahiran kasar
Angka
kelahiran kasar adalah semua kelahiran hidup yang dicatat dalam 1 tahun per
1000 jumlah penduduk pertengahan tahun yang sama.
Rumus: CBR = (B/P)k, dimana B = semua
kelahiran hidup yang dicatat, P = jumlah penduduk pertengahan tahun yang sama,
dan k = konstanta(1000). Angka kelahiran kasar ini dapat digunakan untuk
menggambarkan tingkat fertilitas secara umum dalam waktu singkat tetapi kurang
sensitif untuk membandingkan tingkat fertilitas dua wilayah dan mengukur
perubahan tingkat fertilitas karena perubahan pada tingkat kelahiran akan
menimbulkan perubahan pada jumlah penduduk.
b. Age
Spesific Fertilty Rate (ASFR) Angka fertilitas menurut golongan umur
Angka fertilitas menurut golongan umur
adalah jumlah kelahiran oleh ibu pada golongan umur tertentu yang dicatat
selama 1 tahun yang dicatat per 1000 penduduk wanita pada golongan umur tertentu
pada tahun yang sama.
Rumus: ASFR = (F/R)k, dimana F =
Kelahiran oleh ibu pada golongan umur tertentu yang dicatat, dan R = Penduduk
wanita pada golongan umur tertentu pada tahun yang sama. Angka fertilitas
menurut golongan umur ini dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan pada angka
kelahiran kasar karena tingkat kesuburan pada setiap golongan umur tidak sama
hingga gambaran kelahiran menjadi lebih teliti.
c. Total
Fertility Rate (TFR) Angka fertilitas total
Angka fertilitas total adalah jumlah
angka fertilitas menurut umur yang dicatat selama 1 tahun
Rumus: TFR = Jumlah angka fertilitas
menurut umur x k
3.
Migrasi
Perpindahan penduduk
(migrasi atau mobilitas) merupakan salah satu dari tiga komponen utama
pertumbuhan penduduk yang dapat menambah atau mengurangi jumlah penduduk.
Komponen ini bersama dengan kelahiran dan kematian mempengaruhi dinamika
penduduk di suatu wilayah seperti jumlah, komposisi, dan distribusi keruangan.
Tinjauan migrasi secara regional sangat penting dilakukan terutama terkait
dengan kepadatan dan distribusi penduduk yang tidak merata, adanya
faktor-faktor pendorong dan penarik bagi penduduk untuk melakukan migrasi,
kelancaran sarana transportasi antar wilayah, dan pembangunan wilayah dalam
kaitannya dengan desentralisasi pembangunan.
Untuk
memudahkan studi dan analisis tentang migrasi maka digunakan beberapa
pengertian tentang ukuran-ukuran yang digunakan dalam perhitungan migrasi
antarkabupaten/kota. Ukuran-ukuran tersebut adalah:
- Angka
migrasi masuk (mi), yang menunjukkan banyaknya migran yang
masuk per 1000 penduduk di suatu kabupaten/kota tujuan dalam satu tahun.
- Angka
migrasi keluar (mo), yang menunjukkan banyaknya migran yang
keluar dari suatu kabupaten/kota per 1000 penduduk di kabupaten/kota asal
dalam satu tahun.
- Angka
migrasi neto (mn), yaitu selisih banyaknya migran masuk
dan migrant keluar ke dan dari suatu kabupaten/kota per 1000 penduduk
dalam satu tahun.
Ukuran-ukuran migrasi
ini bermanfaat untuk mengetahui apakah suatu kabupaten/kota merupakan
daerah yang memiliki daya tarik bagi penduduk wilayah sekitarnya atau wilayah
lainnya. Dapat juga ditentukan apakah suatu kabupaten/kota merupakan
wilayah yang tidak disenangi untuk dijadikan tempat tinggal. Dengan kata lain
kabupaten/kota ini memiliki daya dorong bagi penduduknya untuk pergi
meninggalkan daerah tersebut.
Kabupaten/kota yang
memiliki daya tarik bagi penduduk wilayah sekitarnya biasanya memiliki angka migrasi neto yang positif.
Artinya, jumlah penduduk yang masuk lebih banyak daripada jumlah penduduk yang
keluar. Sedangkan kabupaten/kota yang kurang disenangi oleh penduduknya
akibat kelangkaan sumberdaya misalnya, biasanya memiliki angka migrasi neto yang negatif, yang berarti jumlah penduduk yang
keluar lebih banyak daripada jumlah migran yang masuk.
2.3.Sumber Data Kependudukan
: Sensus Penduduk dan Sistem RegistrasiPenduduk
Sumber utama data penduduk dapat berupa
sensus penduduk, survey sampel demografi, sistem registrasi kejadian-kejadian
vital dan statistik administrasi, dan data kualitatif. Diantara sumber-sumber
ini, sensus merupakan sumber data yang dominan digunakan di berbagai negara,
termasuk negara berkembang seperti Indonesia.
Sensus diartikan sebagai perhitungan
penduduk yang mencakup wilayah suatu negara (Baclay dalam Rusli, 1995).
Perhitungan penduduk dalam suatu sensus dapat dilakukan dengan tiga cara,
sebagai berikut :
·
Sistem de jure : penduduk dicacah berdasarkan tempat tinggal
tetap.
·
Sistem de facto
:penduduk dicacah berdasarkan di mana penduduk tersebut ditemukan pada saat
sensus.
·
Sistem kombinasi de
jure dan de facto.
Sistem
registrasi penduduk dipelihara oleh pemerintah setempat dengan pencatatan
kelahiran, kematian, adopsi, perkawinan, perceraian, perubahan pekerjaan,
perubahan nama, dan perubahan tempat tinggal.
2.4. Definisi Ilmu
Kependudukan
Selain
itu, studi kependudukan merupakan istilah analisis-analisis yang bertujuan dan
mencakup memperoleh informasi dasar tentang distribusi penduduk, karakteristik
dan perubahan-perubahannya, menerangkan sebab-sebab perubahan dari faktor dasar
tersebut; dan menganalisa segala
konsekuensi yang mungkin sekali terjadi dimasa depan sebagai hasil
perubahan-perubahan itu (Thomlison, 1965).
2.5.Definisi Monografi
Monografi adalah rincian data dan statistik pemerintahan,
sumber daya alam, sumber daya manusia, ekonomi, pendidikan, dan kondisi
geografis dari suatu wilayah dengan melihat data monografi, maka dapat melihat
gambaran dari situasi dan kondisi wilayah tertentu. Manfaat monografi adalah untuk mempermudah para pihak
yang memerlukan data dari suatu wilayah.
BAB
III
METODE
PENELITIAN
3.1.Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan
adalah penelitian kualitatif dan kuantitatif. Metode kualitatif yang kami
gunakan adalah melakukan wawancara terhadap orang-orang yang kami anggap
memiliki informasi mengenai objek penelitian kami. Selain itu, kami juga
menggunakan metode kuantitatif dengan menganalisis data-data kependudukan yang
kami peroleh dari wawancara.
3.2.Metode Pengumpulan
Data
Teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pengumpulan data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh melalui analisis hasil wawancara sedangkan data
sekunder diperoleh dengan menelusuri beberapa studi pustaka berupa artikel,
data statistik, internet, dan literatur yang berhubungan dalam menganalisis
data kependudukan yang telah diperoleh di lapangan.
3.3.Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Kantor
Kelurahan Bantarjati, Kecamatan Bogor Utara, Propinsi Jawa Barat pada tanggal
18 Desember 2013 pukul 13.00 WIB – selesai.
3.4.Teknik Analisis Data
Teknik yang dilakukan dalam menganalisis dataadalah menghitung data yang telah diperoleh
sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan telah ditetapkan. Kemudian hasil perhitungan tersebut
dianalisis dan disesuaikan dengan teori-teori kependudukan yang telah ada.Setelah itu hasil analisis yang diperoleh kami
jadikan laporan dan diubah dalam bentuk tertentu untuk mempermudah dalam menggambarkan
atau menginterpretasikan hasil penelitian
3.5.Kerangka Penelitian
Sebuah provinsi berdiri dari susunan beberapa kota
dan kabupaten
yang terstruktur. Setiap kotamadya terdiri atas kecamatan, lalu
ada kelurahan-kelurahan yang ada dalam struktur suatu kecamatan tersebut. Setelah itu ada tingkatan-tingkatan selanjutnya yang lebih sempit
seperti RW dan RT. Tiap kelurahan dapat
diperhatikan kondisi alam dan kondisi kependudukannya. Setiap negara bahkan kelurahan
sekalipun memiliki karakteristik yang berbeda-beda yang dipengaruhi
faktor-faktor demografi maupun non-demografi.
Adapun penelitian kali ini dititikberatkan pada kondisi-kondisi kependudukan di suatu kelurahan yakni
Kelurahan Bantarjati, Kecamatan Bogor Utara, Kotamadya Bogor, Provinsi Jawa Barat. Metode penelitian ini dilakukan dengan menganalisis situasi kependudukan, sistem registrasi
penduduk, dan kepengurusan dokumen-dokumen kependudukan di wilayah tersebut. Situasi kependudukan dianalisis dengan melihat variabel
demografi penduduk dan variabel non-demografi penduduk di Kelurahan Bantarjati, seperti jumlah
penduduk, mata pencaharian mayoritas, tingkat kelahiran dan kematian serta
berbagai hal lainnya terkait kependudukan di Kelurahan Bantarjati. Sedangkandalam sistem registrasi
penduduk yang dianalisis adalah kualitas kinerja, proses dan kesadaran masyarakat terhadap sistem registrasi penduduk di Kelurahan Bantarjati.
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A. Profil Desa
dan Kelurahan (Monografi)
Monografi desa adalah himpunan data yang dilaksanakan oleh pemerintah desa
yang tersusun secara sistematis, lengkap, akurat, dan terpadu dalam
penyelenggaraan pemerintahan.Monografi desa memuat antara
laindata
umum
yang berisi
antara lain data sosial, ekonomi, ketenteraman dan ketertiban, dan bencana
serta kewilayahan; Data personil berisi antara lain data personil penyelenggara
pemerintahan desa,; Data kewenangan berisi antara lain data kewenangan yang
dilaksanakan oleh Pemerintahan desa; Data keuangan desa berisi antara
lain data pendapatan, belanja, pembiayaan dan kekayaan desa; dan Data kelembagaan
berisi antara lain data kelembagaan desa.
Berdasarkan fokus
penelitian, kami mengambil lokasi Kelurahan Bantarjati, Kecamatan Bogor Utara,
Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat. Berikut papan monografinya:
Gambar 1.
Papan Nama Kelurahan Bantarjati
Kelurahan Bantarjati beralamat di Jl.Ceremai Ujung No.2 Kelurahan
Bantarjati, Kecamatan Bogor Utara. Batas wilayahnya sebelah utaraKel. Cibuluh, Kec.
Sukaraja, Kab. Bogor, sebelah selatanKel. Babakan, Kec. Bogor Tengah, sebelah timurKel.
Tegal Gundil, Kec. Sukaraja, Kab. Bogor, dan sebelah barat Kel. Tanah Sareal,
Kec. Tanah Sareal. Luas Wilayah sekitar 15.174,00 Ha.
Pada tahun 2011 Jumlah
penduduk Kelurahan Bantarjati 23.246jiwa, 5.825 KK yang
terdiri laki-laki sebesar 10.716 jiwa dan perempuan 9.549 jiwa. Usia 0-15 sebesar4.196 jiwa, usia 15-65 sebesar 18.545 jiwa, dan 494
jiwa pada usia
65 ke atas. Mayoritas
Masyarakat bekerja Pegawai
Negeri Sipil (PNS). Tingkat lulusan pendidikan masyarakat, Sekolah Dasar 585 orang, SMP 2.438 orang, SMA 8.790 orang, D1/D2/D31.177 orang, S1/S2/S31.654 orang. KewarganegaraanWarga
Negara Asing4 orang, Warga Negara Indonesia 19.411 orang.
Struktur Organisasi Kelurahan Bantarjati
Jumlah
aparat pemerintahan Kelurahan Bantarjati sebanyak 17 orang, yang
terdiri dari jumlah
perangkat 1 unit kerja dan jumlah staf11 orang. Data staff pemerintahan Kelurahan
Bantarjati terlihat pada Lampiran 1.
Berdasarkan
data yang kami peroleh dari kegiatan turun lapang, kami menemukan kesulitan
dalam proses pengambilan data, sebab data yang tersedia tidak lengkap dan
narasumber sulit untuk diwawancarai.
B. REGISTRASI PENDUDUK
Registrasi Penduduk adalah pencatatan terhadap setiap
peristiwa kependudukan yang terjadi setiap saat. Registrasi penduduk pada
dasarnya melakukan pencatatan terhadap komponen-komponen kependudukan yang
bersifat dinamis. Komponen-komponen tersebut antara lain kelahiran, kematian, perkawinan,
perceraian, perubahan pekerjaan dan perubahan tempat tinggal.
Registrasi penduduk
yang tercatat di Kelurahan Bantarjati meliputi kegiatan pencatatan dan
pelaporan data kependudukan yang terdiri dari kelahiran, perkawinan,
perpindahan, dan kematian penduduk serta statistik kependudukan lainnya yang
dilakukan mulai dari tingkat desa/kelurahan hingga tingkat provinsi. Kegiatan
ini dilaksanakan dengan tujuan untuk menjembatani tersedianya data kependudukan
tahunan, karena data kependudukan yang ada hanya dapat diperoleh dari Sensus
Penduduk (SP) setiap 10 tahun dan Survai Penduduk Antar Sensus (supas) setiap 5
tahun di antara dua Sensus Penduduk. Pelaksanaan registrasi penduduk dilakukan
oleh aparat pemerintah daerah di setiap provinsi, sedangkan Sensus Penduduk
dikoordinir oleh BPS yang dilakukan serempak di seluruh Indonesia. Perbedaan
lainnya, konsep yang dipakai di negara kita untuk Sensus Penduduk adalah
kombinasi dari konsep de jure dan de facto, sedangkan Registrasi Penduduk
menggunakan konsep de jure.
Namun,
berdasarkan hasil turun lapang, kegiatan registrasi atau pencacatan data
kependudukan belum sepenuhnya terlaksana dengan baik dan lancar. Yang sudah
cukup berjalan dengan baik, antara lain surat kelahiran, pernikahan dan
perceraian. Sedangkan untuk kematian dan perpindahan tidak begitu signifikan.
Selain itu, kami tidak dapat memperoleh data konkret dalam bentuk angka untuk
menunjukkan seberapa efektif sitem registrasi di wilayah ini.
Berikut
dilampirkan surat kelahiran dan kematian di wilayah Kelurahan Bantarjati.
Gambar 2. Surat Kelahiran Gambar 3. Surat Kematian
C. Analisa Piramida Penduduk
Diketahui
data tabel jumlah penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin.
Kelompok Umur
|
Jenis Kelamin
|
Kelompok Umur
|
Persentase
|
|||
Laki
-laki
|
Perempuan
|
Laki-laki + Perempuan
|
laki-laki
|
Perempuan
|
||
0-4
|
521
|
618
|
1130
|
0-4
|
4,5430764
|
5,25197586
|
5-9
|
644
|
684
|
1328
|
5-9
|
5,6156261
|
5,81286649
|
10-14
|
819
|
910
|
1729
|
10-14
|
7,1416114
|
7,73349197
|
15-19
|
1242
|
1189
|
2431
|
15-19
|
10,830136
|
10,1045296
|
20-24
|
976
|
973
|
1949
|
20-24
|
8,5106383
|
8,26888757
|
25-29
|
1093
|
1060
|
2153
|
25-29
|
9,5308685
|
9,00824339
|
30-34
|
980
|
1184
|
2164
|
30-34
|
8,545518
|
10,0620379
|
35-39
|
935
|
954
|
1889
|
35-39
|
8,1531217
|
8,10741905
|
40-44
|
1005
|
981
|
1986
|
40-44
|
8,7635159
|
8,33687431
|
45-49
|
985
|
1048
|
2033
|
45-49
|
8,5891175
|
8,90626328
|
50-54
|
800
|
788
|
1588
|
50-54
|
6,975933
|
6,69669414
|
55-59
|
673
|
660
|
1333
|
55-59
|
5,8685037
|
5,60890626
|
60-64
|
520
|
499
|
1019
|
60-64
|
4,5343565
|
4,24067307
|
65-69
|
275
|
219
|
494
|
65-69
|
2,397977
|
1,86113708
|
Jumlah
|
11468
|
11767
|
23235
|
100
|
100
|
Piramida Penduduk
Berdasarkan piramida penduduk Kelurahan Bantarjati di
atas, komposisi penduduk berhubungan erat dengan angka kelahiran, kematian,
migrasi, rasio beban tanggungan, dan sebagainya. Sumbu horisontal menunjukan
persentase laki-laki dan perempuan dalam setiap kelompok umur (sumbu vertikal).
Piramida diatas memiliki bentuk dasar yang menyempit. Ini disebabkan oleh
rendahnya jumlah kelahiran (pertumbuhan lambat). Proporsi penduduk terbesar
terdapat pada kelompok umur 15-19 tahun, dengan total peduduk sebesar 2431 jiwa
(10%). Sedangkan terkecil proporsinya pada kelompok umur 65-69 tahun (2%).
Proporsi jumlah laki-laki dari tahun ke tahun mengalami peningkatan seiring
mengikuti proporsi jumlah perempuannya. Terlihat pada umur 0-4 tahun, rendahnya
angka kelahiran bayi. Ini bisa dikarenakan suksesnya program keluarga berencana
dari pemerintah. Seiring berjalannya waktu, proporsi usia produktif semakin
bertambah. Terbesar pada golongan umur produktif 15-19 tahun. Angka harapan
hidup perempuan relatif sama dengan laki-laki, yakni mencapai sekitar usia 65
tahun ke atas. Sedangkan untuk angka rasio beban tanggungannya relatif tinggi.
D. Analisis Perkembangan Penduduk
Kelurahan Bantarjati
Penduduk Kelurahan Bantarjati dalam
perkembangannya mengalami sedikit peningkatan.
Gambar
4. Susunan penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin bulan
November 2013.
Gambar
5. Susunan penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin bulan
November 2013.
Gambar
6. Jumlah kelahiran, kematian, dan migrasi penduduk pada bulan
November 2013.
Bulan November 2013
·
Reit Kematian Kasar
Data kematian yang tersedia di
Kelurahan Bantarjati diperbaharui tiap bulannya sehingga ukuran ini mengambil
sampel/contoh kematian pada bulan November 2013 yaitu sebagai berikut:
CDR= x 1000
= x 10000
= 4.3
Reit kematian kasar di Desa Bantarjati pada
bulan November adalah 4-5 orang, berarti terdapat 4-5 kematian untuk setiap 10000 penduduk desa Bantarjati di bulan November.
Reit kematian kasar dinyatakan sebagai jumlah kematian per 1000 penduduk per
tahun. Reit kematian kasar yang rendah berarti di desa tersebut sudah mempunyai
pelayanan kesehatan, sanitasi, air, pendidikan yang cukup baik.
·
Reit Kelahiran Kasar
Data kelahiran yang tersedia
di Kelurahan Bantarjati diperbaharui tiap bulannya sehingga ukuran ini
mengambil sampel/contoh kelahiran pada bulan November 2013 yaitu sebagai
berikut:
CBR=
x 10000
= x 10000
= 14
Angka
fertilitas total provinsi Jawa Barat menurut BPS tahun 2010 tercatat bahwa CBR
sebesar 2,43 berarti terdapat 24 sampai dengan 25 kelahiran untuk setiap 10000
penduduk provinsi Jawa Barat sedangkan reit kelahiran kasar di Desa Bantarjati pada bulan November adalah 14,
berarti terdapat 14 kelahiran untuk setiap 10000 penduduk desa Bantarjati di
bulan November. Reit kelahiran kasar dinyatakan sebagai jumlah kelahiran per
1000 penduduk per tahun. Reit kelahiran yang rendah di desa Bantarjati
atau 50% dibandingkan provinsi Jawa Barat berarti program-program untuk menunda kelahiran sudah dilakukan dengan
cukup baik, misalnya program KB, pendidikan yang tinggi, dll.
·
Proporsi wanita
P = x 100%
= x 100%
= 0.506
= 50.6%
Menurut
BPS tahun 2010 tercatat bahwa jumlah proporsi penduduk perempuan provinsi Jawa
Barat sebesar 49,12% atau 49-50% sedangkan berdasarkan perhitungan, jumlah proporsi wanita pada November 2013 di
Kelurahan Banjarjati ada sebanyak 50-51% dari Jumlah penduduk total. Hampir
setengahnya sendiri dari total penduduk yang tersedia baik provinsi Jawa Barat
maupun kelurahan Bantarjati menunjukan proporsi yang relatif seimbang antara
perempuan dan laki-laki.
- Rasio anak
wanita
Diketatuhi : Jumlah penduduk umur 0-4 tahun = 1139
Jumlah perempuan umur
15-49 = 14605
RAW x 100
=
x 100
=
7.8
Di desa Bantarjati terdapat 7-8 anak umur 0-4 tahun untuk setiap 100 wanita atau perempuan usia produksi
(15-49 tahun. CWR merupakan angka perbandingan antara jumlah anak (balita) umur
0-4 tahun dan wanita usia reproduksi. Rasio ini dipakai untuk melihat tingkat
fertilitas pada suatu wilayah. Jika CWR tinggi berarti di suatu wilayah
tersebut banyak terdapat balita, yang dapat diartikan juga bahwa kelahiran yang
terjadi cukup tinggi.
- Rasio beban
tanggungan
Diketahui :
Jumlah penduduk umur 0-14 tahun = 4196
Jumlah penduduk umur 65+ = 494
Jumlah penduduk umur 15-64 = 18545
RBT = x 100
= x 100
= x 100
= 25.28
Rasio
ketergantungan penduduk provinsi Jawa Barat adalah 51,20 angka ini menunjukkan
bahwa setiap 100 orang usia produktif (15-64 tahun) terdapat sekitar 51-52
orang usia non produktif. Berdasarkan data perhitungan di atas, terdapat 25-26 penduduk usia nonproduktif
dalam 100 penduduk usia produktif di desa Bantarjati berarti
hampir setengah atau 50% RBT penduduk provinsi Jawa Barat. RBT merupakan angka perbandingan yang menunjukkan besar beban tanggungan
dari kelompok usia produktif. Usia produktif selain menanggung kebutuhan hidup
dirinya juga menanggung kebutuhan hidup golongan usia muda (0-14 tahun) dan
golongan tua (65 tahun ke atas). Tingginya rasio beban tanggungan (RBT)
merupakan penghambat ekonomi suatu negara karena sebagian pendapatan yang
diperoleh oleh golongan produktif
terpaksa harus dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan golongan non
produktif.
- Umur median
Diketahui:
P/2 = Jumlah
penduduk/2 = 23235/2 = 11617,5
Bum= 30
fxm
=12893
fUm = 2164
k = 5
UM = x k
=30
+ x 5
=30
+ x 5
=30 + (-2.95)
=
27.05
Umur median adalah umur yang berada pada titik
tengah yang membagi dua penduduk suatu wilayah dalam jumlah yang sama. Umur
median dipakai sebagai petunjuk untuk melihat struktur umur penduduk di wilayah
tertentu. Umur median penduduk provinsi Jawa Barat menurut BPS tahun 2010 adalah
26,86 sedangkan dari perhitungan umur median di
atas umur meidan
penduduk kelurahan Bantarjati adalah
27,05, maka dapat disimpulkan bahwa
struktur umur penduduk Kelurahan Bantarjati sama dengan penduduk provinsi Jawa
Barat yaitu termasuk kategori menengah
(intermediate = 10-29).
E.
Analisis
Persebaran dan Kepadatan Penduduk Kelurahan Bantarjati
Berdasarkan
data yang telah kami peroleh maka persebaran penduduk Kelurahan Bantarjati pada
November 2013 berdasarkan jenis kelamin adalah:
Rasio
Jenis Kelamin pada November 2013 secara keseluruhan adalah:
RJK x 100
= x 100
=
97.4
Jadi, setiap 100
orang perempuan terdapat 97-98 orang laki-laki di Kelurahan Bantarjati pada
November 2013.
Berikut tabelRasio
Jenis Kelamin pada tahun 2013 berdasarkan interval usia
Kelompok Umur
|
RJKx-x
|
RJK total
|
0-4
|
84.3
|
97.4
|
5-9
|
94.15
|
|
10-14
|
90
|
|
15-19
|
104.4
|
|
20-24
|
100.3
|
|
25-29
|
103.1
|
|
30-34
|
82.7
|
|
35-39
|
98
|
|
40-44
|
102.4
|
|
45-49
|
93.9
|
|
50-54
|
101.5
|
|
55-59
|
101.9
|
|
60-64
|
104
|
|
65-69
|
125.5
|
Berdasarkan tabel
di atas, menunjukan bahwa pada usia 15-19 menunjukan proporsi yang terbesar
jumlah laki-lakinya dari 100 orang perempuan dari semua tingkatan umur yang
ada, yakni terdapat 104-105 laki-laki dari 100 orang perempuan di Kelurahan
Bantarjati. Sedangkan untuk proporsi terkecil ada pada tingkatan umur 30-34, yakni terdapat
82-83 laki-laki dari 100 perempuan.
F.
SISTEM
ADMINISTRASI
Kelurahan adalah pembagian wilayah administratif di Indonesia di bawah
kecamatan. Dalam konteks otonomi daerah di Indonesia, kelurahan dipimpin oleh
seorang lurah yang bestatus sebagai PNS. Kantor kelurahan adalah sebuah
instansi pemerintah yang bergerak dalam bidang jasa pelayanan publik.
Kelurahan Bantarjati yang saat ini dipimpin oleh seorang
lurah, bernama Drs. Arif Effendi, M.Si. belian dibantu oleh
pejabat jajarannya/bawahannya dalam melayani banyak pelayanan masyarakat , seperti Seksi Pemerintahan, Seksi Kemasyarakatan, Seksi Ekonomi dan Pembangunan,
dan Seksi Ketentraman dan Ketertiban. Bentuk pelayanan masyarakat antara lain
dengan memberikan surat pengantar untuk membuat KTP,
KK, akta kelahiran, akta kematian, surat domisili, SKCK, SKTM dll.
Di dalam melayani masyarakat Bantarjati, Kelurahan Bantarjati hanya melayani
masyarakat yang membawa surat pengantar dari RT/RW sehingga sebelum ke Kantor kelurahan Bantarjati, masyarakat perlu mengurus surat
pengantar dari RT/RW. Sistem admistrasi di Kelurahan Bantarjati cukup baik
dalam melayani masyarakatnya karena tidak ada pungutan biaya atau biaya
restribusi. Hanya saja masyarakat yang
sukarela memberi kepada kelurahannya.
Berikut beberapa dokumen yang
dilayani di Kantor Kelurahan Bantarjati.
1. Surat
Kelahiran
2. Surat
Kematian
3. Formulir
pembuatan KTP
4. Surat
Pengantar Akta Kelahiran
5. Surat
Keterangan Tidak Mampu
Gambar 7. Data Penduduk bulan November 2013,
Surat kelahiran,
Surat Kematian.
Gambar 8.Formulir Data Umur dan Jenis Kelamin
Gambar 9.
Formulir Kartu Tanda Penduduk
Alur
pengurusan Dokumen (Akta Kelahiran) :
BAB
V
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Penduduk Kelurahan Bantarjati mengalami peningkatan
dalam hal perkembangannya. Hal ini dapat dilihat dari perhitungan data akan
reit perkembangan penduduk yang bernilai semakin menigkat. Kelurahan Bantarjati
mempunyai struktur penduduk dengan usia intermediate, karena tingkat kematian
dan kelahiran yang kecil menyebabkan penduduk usia dewasa semakin bertambah.
Proporsi perempuan dan laki-lakinya relatif seimbang dengan angka harapan
hidupnya mencapai sekitaran umur 65-69 tahun. Ketersediaan data dan sistem
registrasi penduduk dapat diketahui melalui kantor kelurahan Bantarjati. Penduduk
desa ini sangat membantu dalam hal pencatatan registrasinya walaupun tidak
semua petugas dari kelurahan yang menangani pencatatan registrasi ini. Penduduk
Bantarjati yang mengalami kejadian demografi akan datang ke kantor kelurahan
untuk pencatatan registrasi. Pencatatan sistem registrasi Kelurahan Bantarjati
ini, tercatat dengan baik. Walaupun ada yag data yang belum lengkap.
1.2 Saran
Berdasarkan penelitian yang telah kami lakukan saran
yang kami berikan adalah agar arsip-arsip kependudukan disusun dengan rapi di
tempat arsip sesuai dengan tahun pencatatan registrasi penduduk sehingga dapat
memudahkan dalam kebutuhan penggunaan arsip. Pihak terkait melakukan
pembaharuan data secara rutin. Agar data tidak outdate untuk bisa menangani persoalan kependudukan dalam membuat
kebijakan pemerintah.
DAFTAR
PUSTAKA
Rusli, Said. 2012.
Pengantar Ilmu Kependudukan. Jakarta : LP3ES
Data Statistik
Indonesia. 2011. Migrasi
http://www.datastati
stikindonesia.com/portal ( 2014 Januari 08).
BPHN. 2010. Lembaran Daerah Kota Bogor.
http://www.bphn.go.id/data/documents/10pdkotabogor003.pdf
( 2013 Desember 24 ).
Bantarjati. 2013. Kelurahan Bantarjati.
http://profilwilayah.kotabogor.go.id/index.php/profil-kelurahan-bantarjati
(2013 Desember 24 ).
Riyadi dan Bratakusuma, Deddy Supriady. 2003. Perencanaan Pembangunan
Daerah;
Strategi Menggali Potensi Dalam Mewujudkan Otonomi Daerah.
Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
LAMPIRAN
Lampiran 1.
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota bogor Tahun 2011-2031
Lampiran 2. Data Pejabat Kelurahan Bantarjati
NO
|
NAMA
|
JABATAN
|
FOTO
|
1.
|
Drs. ARIEF
EFENDI
(NIP.
196608061993031006)
|
LURAH
BANTARJATI
|
|
2.
|
RR. TRIE WANODYA
R.S.
(NIP.
195902151985032008)
|
SEKRETARIS
LURAH
|
|
3.
|
AMROH
(NIP. 196303061982032001) |
KASI
PEMERINTAHAN
|
|
4.
|
SUPYAWAN, SE
(NIP.
197302222009011002)
|
KASI
KEMASYARAKATAN
|
|
5.
|
R. MIRA INTAN
MUSTIKA
(NIP. 196105301985032003) |
KASI EKBANG
|
|
6.
|
HELMIZON
(NIP.
196610251986021002)
|
KASI TRANTIB
|
|
7.
|
JARKASIH
|
PELAKSANA
|
|
8.
|
HIDAYAT SALEH
|
PELAKSANA
|
|
9.
|
ADE SAEPUDIN
|
PELAKSANA
|
|
10.
|
DEDI HERMAWAN
|
PELAKSANA
|
|
11.
|
RIMA RAHMASARI
|
PELAKSANA
|
|
12.
|
UUS LUDVICK
|
PELAKSANA
|
|
13.
|
KOSASIH
|
PELAKSANA/PLKB
|
|
14.
|
IIS AISYAH
|
PELAKSANA/SUKWAN
|
|
15.
|
UDIN SAEPUDIN
|
PELAKSANA/SUKWAN
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar